Bagaimana menghukum anak sesuai ajaran Nabi

Anak adalah titipan tuhan yang harus dijaga dengan sebaik mungkin. Memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani, memberikan pendidikan yang tepat, serta mengarahkan kepada kepribadian yang baik untuk bekal masa depannya. Dalam mendidik anak, tentu terdapat suka dukanya, kadang anak membandel dan sulit sekali dibilangi, bahkan sampai membuat kesal orang tua. Meski begitu, orang tua bisa asal saja dalam menghukum anak. Terdapat tata cara yang baik bagaimana menghukum anak sesuai ajaran Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa Salam yang bisa dijadikan patokanmu. Berikut penjelasannya.

  • Memberinya teguran dan nasihat

Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa Salam memberikan praktiknya langsung kepada anak kecil yang dilihatnya sedang mengambil makanan di berbagai nampan. Beliau bersabda: “Wahai anak kecil, sebutkanlah nama Allah sebelum makan, dan makanlah dengan tangan, serta makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” (HR. Bukhori No. 5061).

Anak akan selalu mencontoh apa yang orang tuanya lakukan, maka dari itu sembari memberi teguran, kamu juga harus memberinya nasihat dan contoh yang baik kepadanya. Sehingga anak mau mengikuti.

  • Menggantungkan alat pemukul di dinding rumah

Strategi untuk membuat anak jera atas perbuatan tercelanya. Orang tua bisa melakukan hal sebagai ancamam untuk membuat anak takut. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallahu alaihi wa salam. “Gantungkanlah alat cambuk (alat pemukul) di tempat yang dilihat penghuni rumah, karena itu merupakan pendidikan bagi mereka.” Dijelaskan dalam hadits tersebut bukan maksud untuk memukul, melainkan sebagai pendidikan bagi mereka.

 

Selain itu kamu juga bisa menghukum anak, dengan menunjukkan wajah masam atau ketidaksukaan, melototkan mata, tidak mengajak berbicara selama beberapa hari, hingga hukuman ringan yang tidak melanggar syariat.

  • Dilarang memukul

Ada hal yang tidak dibenarkan dalam Islam dalam menghukum anak, di antaranya memukul. Rasulullah melarang memukul wajah, sebagaimana dalam sabdanya.

“Jika salah satu di antara kalian yang memukul, maka hendaknya dia menjauhi memukul wajah”.

 

Selain itu, Rasulullah juga melarang memukul sampai menimbulkan bekas. Sebagaimana yang dijelaskan beliau dalam HR. Muslim 2549, “tidaklah kelemahlembutan ada pada sesuatu kecuali aku menghiasinya dan tidaklah dicabut darinya melainkan aka memperjeleknya.”

 

Dan penting untuk tidak memukul dalam keadaan sangat marah. Dari Mas’ud al-Badri dia berkata, “suatu hari aku memukul budakku yang masih kecil dengan cemeti, maka aku mendengar suara teguran dari arah belakangku. ‘Ketahuilah wahai Abu Mas’ud! Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Maka aku pun melempar cemeti dari tanganku, kemudian beliau bersabda, ‘ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Sesungguhnya Allah lebih mampu untuk menyiksa kamu daripada kamu terhadap budak ini,’ maka aku pun berkata, ‘aku tidak akan memukul budak selamanya setelah hari ini.”

Rasulullah juga memerintahkan untuk tidak berkata kasar dan bersikap terlalu kasar. Di hadapan anak jangan sekali-kali menampakkan kemarahan yang amat besar, karena orang yang kuat adalah mereka yang mampu menahan amarahnya. Teladani bagaimana cara menghukum anak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa Salam, semoga anak kita menjadi anak yang sholeh dan sholehah, aamiin.

Scroll to Top